MAKALAH LEMBAGA KEMASYARAKATAN DAN LAPISAN MASYARAKAT


MAKALAH LEMBAGA KEMASYARAKATAN
DAN
LAPISAN MASYARAKAT
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Sosiologi

Dosen Pengampu :
Munawir Aziz M.A.


Di Susun Oleh :
Abdus Shomad
Ah.Ainul Chadliq
Dina Rosyidatul Munawaroh
Durrotun Nafisah
M. Ma’ruf


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
 SEKOLAH TIGGI  AGAMA ISLAM  MATHALI’UL FALAH
(STAIMAFA)
TAHUN AKADEMIK 2012/2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
            Lembaga kemasyarakatan merupakan terjemahan langsung dari istilah asing social-institution. Akan tetapi hingga kini belum ada kata sepakat mengenai istilah Indonesia yang dengan tepat dapat menggambarkan isi social-institution tersebut. Ada yang mempergunakan istilah pranata-social, tetapi social-institution menunjuk pada adanya unsure-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat. Misalnya Koentjaraningrat mengatakan pranata social adalah suatu system tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan husus dalam kehidupan masyarakat. Definisi tersebut menekankan pada system tata kelakuan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan.

            Istilah lain yang diusulkan adalah bangunan social yang mungkin merupakan terjemahan dari istilah Soziale-Gebilde (bahasa Jerman), yang lebih jelas menggambarkan bentuk dan susunan social institution tersebut . tepat atau tidaknya istilah-istilah tersebut diatas tidak akan dipersoalkan disini.disini akan digunakan istilah lembaga kemasyarakatan karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada sesuatu bentuk, sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi cirri lembaga tersebut. Namun, disamping itu, kadang-kadang juga dipakai istilah lembaga social.[1]

2.      RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan ini kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1)      Apa pengertian lembaga kemasyarakatan dan lapisan masyarakat?
2)      Bagaimana proses terbentuknya lapisan masyarakat?
3)      Apa fungsi atau manfaat lembaga social atau lembaga kemasyarakatan?




BAB II
PEMBAHASAN
A. LEMBAGA KEMASYARAKATAN
1.   Pengertian
            Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan salah satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup.[2] Sebagai contoh:
a.    Kebutuhan hidup kekerabatan menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti keluarga batih, pelamaran, perkawinan, perceraian,dan sebagainya.
b.   Kebutuhan akan mata pencaharian hidup menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti misalnya pertanian, peternakan, koperasi, industry, dan lain-lain.
c.    Kebutuhan akan pendidikan menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti misalnya pesantren taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, dan lain sebagainya.
d.   Kebutuhan untuk menyatakan rasa keindahan menimbulkan rasa kesusateraan, seni rupa, seni suara, dan lain sebagainya.
e.    Kebutuhan jasmaniah manusia menimbulkan olahraga, pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran, dan lain-lain.

Dari contoh-contoh diatas kiranya dapat disimpulkan bahwa lembaga kemasyarakatan terdapat didalam setiap masyarakat tanpa memedulikan apakah masyarakat tersebut mempunyai taraf kebudayaan bersahajaatau modern karena setiap masyarakat tentu mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok yang apabila dikelompok-kelompokkan, terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan.

Adapun wujud konkret lembaga kemasyarakatan tersebut adalah asosiasi (association). Sebagai contoh, universitas merupakan lembaga kemasyarakatan sedangkan universitas Indonesia, Universitas padjajaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, dan lain-lain merupakan contoh-contoh asosiasi.

2.   Ciri-ciri Lembaga Sosial
a)      Memiliki simbol/lambang tertentu.
b)      Memiliki tujuan tertentu.
c)      Memiliki alat perlengkapan untuk mencapai tujuan.
d)     Memiliki tradisi (aturan) tertulis dan tidak tertulis.[3]
Sebagai contoh :
·         lembaga keluarga mempunyai tujuan untuk mendidik anak-anak agar cerdas, maka lembaga keluarga memerlukan adanya buku-buku ilmu pengetahuan atau komputer yang mempunyai akses internet.
·         lembaga politik mempunyai tujuan untuk menyalurkan aspirasi rakyat, maka lembaga politik memerlukan berbagai sarana untuk menampung aspirasi rakyat apakah lewat internet (berarti perlu komputer), menerima rakyat yang langsung menyampaikan aspirasi (berarti perlu tempat atau ruangan untuk menerima rakyat), dan lain-lain.
           
            Menurut Gillin dan Gillin,lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa ciri-ciri umum,yaitu sebagai berikut:
1.      Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2.      Suatu tingkat kekelan tertentu merupakan ciri semua lembaga kemasyarakatan.
3.      Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4.      Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
5.      Lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga kemasyarakatan.
6.      Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu tradisi tertulis atau yang tak tertulis.[4]

3.   Proses Pertumbuhan Lembaga Sosial
Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan dipengaruhi oleh:
a)      Norma-norma Masyarakat
Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut, secara sosiologis dikenal adanya empat pengertian, yaitu;
1.   Cara (usage);
2.   Kebiasaan (folkways);
3.   Tata kelakuan (mores); dan
4.   Adat-istiadat (custom).
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga [institutionalized], apabila norma tersebut:
v  Diketahui;
v  Dipahami atau dimengerti;
v  Ditaati; dan
v  Dihargai.
b)      Sistem Pengendalian Sosial (sosial control)
proses yang terjadi dalam rangka pembentukannya sebagai lembaga kemasyarakatan, yaitu sebagai berikut.
1.   Proses pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah-satu lembaga kemasyarakatan.
2.   Norma-norma yang internalizedi artinya proses norma-norma kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja, tetapi mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
Agar anggota masyarakat taat pada norma yang berlaku, diciptakan sistem pengendalian sosial, yang bersifat:
1.   Preventif / positif;
2.   Represif / negatif.
Alat-alat pengendalian sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan paling sedikit lima golongan, yaitu:
o   Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma kemasyarakatan;
o   Memberi penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma kemasyarakatan;
o   Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma-norma kemasyarakatan dan nilai-nilai yang berlaku;
o   Menimbulkan rasa takut;
o   Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para pelanggar.
4.   Fungsi Lembaga Sosial
v  Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
o   Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.
o   Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
o   Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
v  Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:
o   Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan di akui oleh seluruh masyarakat.
o   Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga sosial yang tidak disadari atau bahkan tidak dikehendaki atau jika di ikuti dianggap sebagai hasil sampingan dan biasanya tidak dapat diramalkan.[5]
5.   Tujuan Lembaga Sosial
Menurut koentjaningrat ,terdapat delapan macam tujuan lembaga social yaitu sbb:
a)   Lembaga social yang bertujuan memiliki kebutuhan social & kekerabatan . contohnya ,perkawinan & keluarga .
b)  Lembaga social yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencarian hidup ,meproduksi ,menimbun &memproduksi barang.
contohnya perdagangan koprasi,perikanan ,pertenakan dll.
c)   Lembaga social yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan.
contohnya ; TK,SD,SMP,SMA,PERGURUAN TINGGI dll.
d)  Lembaga social yang bertujuan memeuhi kebutuhan ilmiah manusia.
contohnya :     Ilmu pengetahuan .
e)   Lembaga social yang mwmenuhi kebutuhan rohani /batin dalam menyatakan keindahan & kreasi.
contohnya :seni rupa,seni suara dll.
f)    Lembaga social yang bertujuanmemenuhi kebutuhan manusia yang berhubungan   dengan tuhan.
contohnya mesjid gereja & lain –lain.
g)   Lembaga social yang bertujuan memenuhi kebutuhan untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara.
contohnya pemerintahan,kepolisian,dll.
h)  Lembaga social yang bertujuan mengukur kebutuhan jasmani manusia. contohnya  pemeliharaan kesehatan,kecantikan ,dll.

B.     LAPISAN MASYARAKAT
1.   Definisi
        Pelapisan social atau stratifikasi social (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
2.   Proses terjadinya LapisanMasyarakat
        Stratifikasi sosial dalam masyarakat terjadi karena adanya sesuatu yang dihargai dalam masyarakat. Sepanjang masyarakat memberikan penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap lebih, maka stratifikasi sosial di masyarakat tetap akan ada. Sesuatu yang dipandang berharga, antara lain:
§  uang;
§  tanah;
§  benda-benda bernilai ekonomis;
§  kekuasaan;
§  ilmu pengetahuan;
§  keturunan;
§  pekerjaan;
§  kesalehan dalam agama.
            Secara umum, pembentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat didasari oleh beberapa kriteria berikut ini:
v  Ukuran Kekayaan
Mereka yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam golongan lapisan atas. Kekayaan yang dimiliki dapat dilihat dari bentuk dan model rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian, cara berbelanja, dan tempat makan.
v  Ukuran Kekuasaan
Mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar akan menempati lapisan atas.
v  Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan dan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati dalam masyarakat akan menempati lapisan sosial tertinggi. Ukuran kekuasaan banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Dalam masyarakat tradisional, orang yang dihormati adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
v  Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran stratifikasi sosial pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran untuk menentukan lapisan sosial masyarakat di atas bukanlah ukuran mutlak yang tidak bisa berubah. Masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan untuk menentukan stratifikasi sosial seseorang dalam masyarakat.[6]

3.   Ciri-ciri stratifikasi social
Adanya stratifikasi sosial membuat sekelompok orang memiliki ciri-ciri yang berbeda dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan sumber daya. Ketigaciri stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:
o   Perbedaan Kemampuan Anggota masyarakat.
dari kelas (strata) tinggi memiliki kemampuan lebihtinggi dibandingkan dengan anggota kelas sosial di bawahnya. Misalnya, orangkaya tentu mampu membeli mobil mewah, rumah bagus, dan membiayaipendidikan anaknya sampai jenjang tertinggi. Sementara itu, orang miskin,harus bejuang keras untuk biaya hidup sehari-hari.
o   Perbedaan Gaya Hidup.
Gaya hidup meliputi banyak hal, seperti mode pakaian, model rumah, seleramakanan, kegiatan sehari-hari, kendaraan, selera seni, cara berbicara, tata kramapergaulan, hobi (kegemaran), dan lain-lain. Orang yang berasal dari kelas atas(pejabat tinggi pemerintahan atau pengusaha besarmahal dan bermerek, berlibur ke luar negeri, bepergian denganmobil mewah atau naik pesawat, sedangkan orang kalangan bawah cukupberbusana dengan bahan sederhana, bepergian dengan kendaraan umum, danberlibur di tempat-tempat wisata terdekat.
o   Perbedaan Hak dan Perolehan Sumber Daya.
Hak adalah sesuatu yang dapat diperoleh atau dinikmati sehubungan dengankedudukan seseorang.sedangkan sumber daya adalah segala sesuatu yangbermanfaat untuk mendukung kehidupan seseorang. Semakin tinggi kelas sosialseseorang maka hak yang diperolehnya semakin besar, termasuk kemampuanuntuk memperoleh sumber daya. Misalnya, hak yang dimiliki oleh seorangdirektur sebuah perusahaan dengan hak yang dimiliki para karyawan tentu berbeda, Penghasilannya pun berbeda. Sementara itu, semakin besarpenghasilan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk memperolehhal-hal lain.[7]

4.   Fungsi Stratifikasi social
Adapun fungsi-fungsi stratifikasi sosial mempunyai fungsi sebagai berikut.
1)      Stratifikasi sosial menyusun alat bagi masyarakat dalam mencapai beberapa tugas utama. Hal ini dilaksanakan dengan mendistribusikan prestise maupun privelese (hak yang dimiliki seseorang karena kedudukannya dalam sebuah strata). Setiap strata ditandai dengan pangkat atau simbol-simbol yang nyata yang menunjukkan rangking, peranan khusus, dan standar tingkah laku dalam kehidupan. Semuanya diorganisir untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Penghargaan masyarakat terhadap orang-orang yang menduduki dan melaksanakan tugasnya dapat dipandang sebagai insentif yang dapat menarik mereka untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
2)      Stratifikasi sosial menyusun, mengatur, serta mengawasi saling hubungan di antara anggota masyarakat. Peranan, norma, dan standar tingkah laku dilibatkan dan diperhatikan dalam setiap hubungan di antara strata yang ada di dalam masyarakat. Stratifikasi sosial cenderung mengatur partisipasi individu dalam kehidupan secara menyeluruh dalam suatu masyarakat. Ia memberi kesempatan untuk memenuhi dan mengisi tempat-tempat tertentu, dan pada pihak lain ia juga dapat membatasi ruang gerak masyarakat. Tetapi terlepas dari tinggi rendahnya strata yang dimiliki seseorang, stratifikasi berfungsi untuk mengatur partisipasinya di tempat-tempat tertentu dari kehidupan social bersama.
3)      Stratifikasi sosial memiliki kontribusi sebagai pemersatu dengan mengoordinasikan serta mengharmonisasikan unitunit yang ada dalam struktur sosial itu. Dengan demikian, ia berperan dalam memengaruhi fungsi dari berbagai unit dalam strata sosial yang ada.
4)      Stratifikasi sosial mengategorikan manusia dalam stratum yang berbeda, sehingga dapat menyederhanakan dunia manusia dalam konteks saling berhubungan di antara mereka. Dalam kelompok primer, fungsi ini kurang begitu penting karena para anggota saling mengenal secara dekat.
            Namun demikian, ia menjadi sangat penting bagi kelompok sekunder. Hal ini disebabkan para anggota tidak saling mengenal, sehingga sulit untuk menetapkan aturan tingkah laku mana yang akan digunakan dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan adanya stratifikasi, kesulitan ini relatif dapat diatasi.

BAB III
PENUTUP
1.   Kesimpulan
       
        Alhamdulillah pada pembahasan kali ini telah selesai, adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan kali ini adalah bahwa lembaga kemasyarakatan itu sangat penting sekali dalam kehidupan bermasyarakat, kenapa? Karena dengan adanya lembaga kemasyarakatan kehidupan bermasyarakat akan tertata dengan rapid an tersetruktur dengan baik dan terkontrol, sebagai cintoh: lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lain-lain.

        Adapun lapisan masyarakat atau stratifikasi social adalah pembedaan atau pengelompokan anggota masyarakat secara bertingkat (hierarki).  Adapun tujuan dan peranan stratifikasi social dalam masyarakat adalah untuk memudahkan penggolongan suatu masyarakat. Agar masyarakat tersebut mudah diatur. Tidak akan memberontak atau melawan tirani minoritas yang berdiri di puncak hirarki stratifikasi.[8]Adapun proses terbentuknya startifikasi social dipengaruhi oleh kekayaan, ilmu pengetahuan, kekuasaan, kehormatan.
       
        Akhir dari pembahasan ini adalah kami berharap semoga pembahasan ini bermanfaat bagi kita semua, walaupun makalah ini jauh dari kesempurnaan.

2.   Daftar Pustaka
Soerjono soekanto, sosiologi suatu pengantar,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 171-172
http://ssyarof.blogspot.com/2012/09/ciri-ciri-lembaga-sosial.html



[1] Soerjono soekanto, sosiologi suatu pengantar,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 171-172
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial
[3]http://ssyarof.blogspot.com/2012/09/ciri-ciri-lembaga-sosial.html
[4]Soerjono soekanto sosiologi suatu pengantar (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada),hal:185,
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial
[7]http://sosiologiblog.wordpress.com/2012/11/20/ciri-ciri-stratifikasi-sosial
[8] http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20111005065925AAAFZIc

Comments

Popular posts from this blog